BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Sistem
Ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur kondisi perekonomian suatu negara
disesuaikan dengan kondisi kenegaraan dari negara itu sendiri, atau dengan kata
lain sistem ekonomi adalah cara suatu bangsa untuk mengatur kehidupan
ekonominya. Setiap negara memiliki sistem perekonomian yang berbeda-beda. Hal
itu disebabkan karena setiap negara memiliki ideologi, kondisi masyarakat,
kondisi perekonomian, serta kondisi SDA yang berbeda-beda.
Sistem
ekonomi yang pertama kali muncul dan dikenal di dunia adalah sistem ekonomi
tradisional. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman sistem ekonomi
tradisional mulai ditinggalkan oleh banyaknegara-negara di dunia. Oleh karena
itu pada saat ini kita mengenal ada tiga macam sistem ekonomi yang digunakan
oleh negara-negara di dunia, yakni: Sistem Ekonomi Liberal; Sistem Ekonomi
Sosialis; dan Sistem Ekonomi Campuran
Dewasa
ini sering terjadi pemahaman-pemahaman yang keliru akan sistem-sistem ekonomi
tersebut. Yang lebih parah apabila dalam perekonomian, pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya malah mencampurkan semua sistem, baik kapitalis maupun
sosialis. Padahal, kapitalis dan sosialis memiliki perbedaan dan pertentangan.
Di mana keduanya memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, yang apabila
dicampur adukkan justru membawa dampak yang terlalu negatif.
B. Rumusan
Masalah
Bagaimana
perkembangan sistem ekonomi dunia yang mencakup pekembangan system ekonomi
kapitalis, system ekonomi sosialis, dan system ekonomi campuran
C. Tujuan
Makalah
Menjelaskan
tentang perkembangan sistem ekonomi dunia yang mencakup pekembangan system
ekonomi kapitalis, system ekonomi sosialis, dan system ekonomi campuran
D. Batasan
Masalah
Dalam
makalah ini, kami membatasi masalah yang kami bahas hanya mengenai bagaimana
perkembangan system ekonomi di dunia seperti yang kami sebut pada rumusan
masalah di atas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SISTEM EKONOMI
Sistem
ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi
antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan.
Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsure-unsur manusia sebagai subjek;
barang-barang ekonomi sebagai objek; serta seperangkat kelembagaan yang
mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan
dimaksud meliputi lembaga-lembaga ekonomi (formal maupun nonformal); cara
kerja; mekanisme hubungan; hukum dan peraturan-peraturan perekonomian; serta
kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis); yang dipilih atau
diteriama atau ditetapkan oleh masyarakat di tempat tatanan kehidupan yang
bersangkutan berlangsung. Jadi, dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga
kebiasaan, perilaku dan etika masyarakat; sebagaimana mereka terapkan dalam
berbagai aktivitas yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan
kebutuhan.
Sistem
ekonomi adalah keseluruhan cara untuk mengordinasikan perilaku masyarakat (para
konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan sebagaiannya) dalam menjaankan
kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagaiannya)
sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis dan kekacauanpun dapat
dihindari.
Secara toritis, pengertian sistem
ekonomi dapat dikatakan sebagai perpaduan dari aturan–aturan atau cara–cara
yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam
perekonomian. Sistem ekonomi juga didefinisikan sebagai sistem yang mengatur mekanisme
suatu wilayah dan memiliki batas kewenangan yang bersifat terbuka guna mencapai
kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. ada tiga macam
sistem ekonomi yang digunakan oleh negara-negara di dunia, yakni: Sistem
Ekonomi Liberal; Sistem Ekonomi Sosialis; dan Sistem Ekonomi Campuran
1. Perkembangan
Sistem Ekonomi Liberal
Kapitalisme
bisa didapati di mana pun pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sekelompok manusia
dilakukan oleh bisnis swasta.[1] Sistem
ekonomi kapitalis dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan semaksimal
mungkin dengan sumber daya yang terbatas. Usaha kapitalis ini didukung oleh
nilai-nilai kebebasan untuk memenuhi kebutuhan. Pernyataan tersebut sesuai
dengan pendapat Adam Smith, bahwa terselenggaranya keseimbangan pasar dikarenakan
manusia mementingkan diri sendiri.
Kapitalisme mengakui
kebebasan manusia tidak bisa bebas lepas tapi kebebasan manusia terbatas oleh
kebebasan orang lain. Kebebasan ini yang menjadi bagian dari ajaran yang
berlaku universal dalam masyarakat kapitalis. Dengan kebebasan ini,
mengakibatkan tingginya persaingan di antara sesamanya dalam rangka supaya
tidak tersingkir dari pasar. Sistem kapitalis cenderung mendorong untuk
berpikir opportunis dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomi.[2] Dalam
sistem ekonomi kapitalisme mempunyai beberapa kecenderungan sebagai berikut:
1.
Kebebasan
memiliki harta secara perorangan
2.
Kebebasan
ekonomi dan persaingan bebas
3.
Ketimpangan
ekonomi
Teori Adam Smith
Ketika
kita membicarakan tentang Sistem Ekonomi Kapitalis, kita tidak bisa melepaskan
diri dari seorang tokoh bernama Adam Smith, karena dialah yang mencetuskan
teori mengenai sistem ekonomi yang kemudian dikenal dengan sistem ekonomi
kaptalis. Selain itu, dia juga merupakan “Bapak Ilmu Ekonomi.”
Sistem ekonomi pasar
tidak membutuhkan perencanaan dan pengawasan dari pihak manapun. Serahkan saja
semuanya pada pasar, dan suatu invisible hands akan membawa perekonomian
tersebut ke arah keseimbangan, yang dalam posisi keseimbangan semua sumber daya
dapat dimanfaatkan sepenuhnya. Apabila terlalu banyak campur tangan dari
pemerintah, pasar justru akan mengalami distorsi. Pada gilirannya hal ini akan
membawa perekonomian pada inefficiency dan ketidakseimbangan. Menurut Smith,
walaupun tiap orang didorong untuk mengejar kepentingan masing-masing, adanya
persaingan bebas akan menjamin bahwa masyarakat secara keseluruhan akan
menerima benefit.[3]
Kebaikan sistem ekonomi kapitalis
1. Kebebasan
2. Meningkatkan
produksi
3. Profit
motif
Kelemahan
sistem ekonomi kapitalis
1. Tidak
merata
2. Tidak
selaras
3. Maksimasi
profit
4. Krisis
moral
5. Materialistis
6. Mengesampingkan
kesejahteraan
Ada
saat di mana kebebasan dalam sistem ekonomi kapitalis justru menyengsarakan
rakyat karena tidak adanya UU/perlindungan kepada yang lemah, kapitalisme ini
sering disebut kapitalisme brutal (kapitalisme tak bernurani).[4]
Dalam perekonomian liberal/kapitalis
setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua
orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar- besarnya dan
bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas. Ciri-ciri dari
sistem ekonomi liberal kapitalis antara lain :
1.
Masyarakat diberi kebebasan dalam
memiliki sumber-sumber produksi.
2.
Pemerintah tidak ikut campur tangan
secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
3.
Masyarakat terbagi menjadi dua
golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja
(buruh).
4.
Timbul persaingan dalam masyarakat,
terutama dalam mencari keuntungan.
5.
Kegiatan selalu mempertimbangkan
keadaan pasar.
6.
Pasar merupakan dasar setiap tindakan
ekonom.
7.
Biasanya barang-barang produksi yang
dihasilkan bermutu tinggi.
Mekanisme pasar (kekuatan permintaan
dan penawaran) yang akan menentukan secara efisien ketiga pokok pesoalan
ekonomi (apa yang harus di produksi, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa
di produksi). Marx juga mengungkapkan komunisme merupakan suatu aktivitas
kolektif dalam mengontrol proses pembangunan serta produk kolektif. Aktivitas
ini sendiri dilakukan dengan semangat kebebasan oleh komunitas-komunitas yang
dibentuk secara bebas. Komunisme haruslah menghapuskan setiap hal yang bersifat
eksternal dari individu, menghapuskan segala pekerjaan sosial yang mengasingkan
dan tidak berlandaskan pada pilihan pribadi dan pada tujuan-tujuan yangdipilih
secara sadar oleh pribadi[5]
Negara-negara yang menganut sistem ini antar lain, USA,
Argentina, Brazil, Perancis, jerman, Yunani, Korea Selatan, Thailand,
Australia, Afrika Selatan dan sebagainya.
2. Perkembangan Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis dapat dibagi
dalam dua subsistem, yakni sistem ekonomi sosialis dari Marxis, dan sistem
ekonomi sosialis demokrat. Sistem ekonomi sosialis dari Marxis disebut juga
sistem ekonomi komando dimana seluruh unit ekonomi, baik sebagai produsen,
konsumen maupun pekerja, tidak diperkenankan untuk mengambil keputusan secara
sendiri-sendiri yang menyimpang dari komando ototritas tetinggi, yakni partai.
Dalam sistem ekonomi sosialis ini, seperti yang dianut dulu oleh Uni Soviet dan
Negara-negara komunis di Eropa Timur, atau mmilih di terapkan hingga sekarang
di Korea Utara dan mungkin hingga tingkat tertentu di Cuba, partai menentukan
secara rinci arah serta sasaran yang harus dicapai dan yang harus dilaksanakan
oleh setiap unit ekonomi dalam pengadaan baik dalam pengadaan baik
barang-barang untuk sosial (social goods) maupun untuk pribadi
(private goods). Unit-unit ekonomi sepenuhnya tunduk pada komando dari
otoritas tertinggi tanpa ikut campur sedikitpun juga didalam proses
pengambilan keputusan dalam menentukan arah kebijakan dan sasaran yang akan di
capai. Dalam perkataan lain, dalam sistem ekonomi sosialis dari Marxis ruangan
gerak bagi para pelaku-pelaku ekonomi untuk mengambil inisiatif sendiri dapat
dikatakan tidak sama sekali.
Dalam sistem ekonomi sosialis
demokrat, seperi yang dianut oleh banyak Negara di Eropa Besar (terutama
Jerman), dapat dikatakan bahwa kekuasaan otoritas tertinggi jauh berkurang.
Dalam sistem ini, di satu pihak, ada kebebasan individu sperti dalam sistem
ekonomi kapitalis, misalnya produsen bebas memilih jenis dan beberapa banyak
produksi yang akan dibuat; konsumen bebas memilih barang mana yang dikehendaki;
dan pekerja bebas menentukan jenis peerjaan apa saja yang diinginkannya. Namun,
dipihak lain, berbeda dngan sistem eonomi kapitalis, dalam sistem ekonomi
kapitalis sosialisme demokrat, peran pemerintah lebih besar. Misalnya di
Negara-negara sosialis demokrat di Eropa Barat ada ketentuan ketentuan mengenai
upah minimum dan penetapanan harga minimum atau maksimum, serta ada
kebijaksanaan perlindungan usaha konsumen, dan pekerja[6].
Adapun ciri-ciri sistem ekonomi
sosialis adalah sebagai berikut:
A. Lebih
mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
ü Masyarakat
dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi
belaka.
ü Tidak ada
pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
B. Peran
pemerintah sangat kuat
ü Pemerintah
bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
ü Alat-alat
produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
C. Sifat manusia
ditentukan oleh pola produksi
ü Pola produksi
(aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat
sosialis)
ü Pola produksi
(aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat
kapitalis).
Dalam sistem ekonomi sosialisme
mempunyai beberapa prinsip dasar sebasagai berikut:
ü Pemilikan Harta
oleh Negara
Seluruh bentuk produksi dan sumber
pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk
memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan.
ü Kesamaan
Ekonomi
Sistem ekonomi sosialis menyatakan,
(walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis) bahwa hak-hak individu dalam
suatu bidang ekonomi ditentukan oelh prinsip kesamaan. Setiap individu
disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
ü Disiplin
Politik
Untuk mencapai tujuan diatas,
keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih
semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan
harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih
menggefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya
yang lebih ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan sistem
sosialis ini tidak akan berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx,
Lenin dan Stalin.
3. Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah
sistem yang mengandung beberapa elemen dari sistem ekonomi kapitalis dan sistem
ekonomi sosialis. Seperti telah dikatakan sebelumnya, sekarang ini tidak ada satupun
(terkecuali di Korea Utara) Negara yang menerapkan sistem ekonomi sosialis atau
kapitalis 100 %. Jadi, sistem ini merupakan “campuran” antara kedua sistem
ekonomi tersebut diatas, dengan berbagai variansi kadar dominasinya[7]
Sistem ekonomi campuran merupakan
perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis. Perpaduan ini mengambil
garis tengah antara kebebasan dan pengendalian. Jadi, dapat diartikan sebagai
jalan tengah antara peran mutlak negara dan peran menonjol individu. Jalan
tengah ini disesuaikan dengan keadaan saat perpaduan itu terjadi sehingga peran
situasi dan lingkungan sangat memberi warna pada sistem campuran tersebut.
Sistem ekonomi campuran banyak dianut oleh negara berkembang. Ciri-Ciri Sistem
Ekonomi Campuran
ü Kegiatan ekonomi dilakukan oleh
pihak pemerintah dan pihak swasta.
ü Transaksi ekonomi terjadi di pasar
dan ada campur tangan dari pemerintah.
ü Ada persaingan serta masih ada
kontrol dari pemerintah.
ü Lebih mementingkan kepentingan umum
daripada kepentingan golongan
ü Adanya kebebasan berusaha dapat
mendorong kreativitas individu sesuai dengan kemampuannya.
ü Sumber-sumber daya yang vital
dikuasai oleh pemerintah.
ü Pemerintah menyusun peraturan,
perencanaan, dan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan di bidang ekonomi.
ü Swasta diberi kebebasan di
bidang-bidang ekonomi dalam batas kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan
pemerintah.
ü Hak milik swasta atas alat produksi
diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.
ü Pemerintah bertanggung jawab atas
jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.
ü Jenis dan jumlah barang diproduksi
ditentukan oleh mekanisme pasar.
Dengan demikian, dalam sistem
perekonomian campuran ada bidang-bidang yang ditangani swasta dan ada
bidang-bidang yang ditangani pemerintah. Sama halnya dengan sistem ekonomi
lainnya, sistem ekonomi campuran juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan
tetapi, kelebihan dan kekurangannya tergantung kepada setiap negara dalam
mengatur sistem ekonominya tersebut
Sejarah pertentangan yang keras dan
bahkan tidak harmonis dari kapitalisme dan sosialisme telah menstimulasi
pemikir-pemikir untuk mencari bangun ekonomi dengan ciri dasar yang merupakan
gabungan unsur-unsur terbaik dari keduanya. Sebenarnya, sistem ekonomi ini
dapat saja menghilangkan konotasi perpaduan antara dua sistem ekonomi tersebut
karena sistem ekonomi campuran memiliki ciri khasnya tersendiri.
Sistem ekonomi campuran menggerakkan
elemen-elemen dinamis yang sebelumnya memang dimiliki tiap-tiap sistem ekonomi.
Sebenarnya, kedua bentuk sistem ekonomi tersebut telah menuju ke arah sistem
campuran karena masing-masing berusaha membuang kelemahan-kelemahannya sehingga
tersisa unsur-unsur yang dinamis dan positif.
Seperti yang dikatakan Hegel bahwa
perkembangan sebuah pemikiran akan mencapai suatu bentuk terbaik melalui proses
dialektik menuju suatu sintesa (teori dialektika). Proses ini merupakan
perpanduan dari thesa dengan antithesa dalam keharmonisan dan menuju ke arah
kedinamisan.
Negara yang sedang berkembang
beranggapan akan mampu mengejar ketertinggalannya dengan banyak tidak mencontoh
bentuk ekstrem sistem ekonomi tersebut, tetapi menyerap unsur-unsur
dinamis dari keduanya. Salah satu pemikiran Hegel ini menarik untuk disimak
sebagai dasar pemikiran mengapa muncul sistem ekonomi campuran sebagai alternatif
dari sistem yang bertentangan.
Bila hal itu terjadi, kedua sistem
ekonomi tersebut memiliki kelemahan mendasar sehingga cara terbaik, yaitu
menggabungkannya untuk mengejar ketertinggalan negara-negara yang sedang
berkembang. Fenomena dialektik sebagai suatu teori ini ditemukan oleh kelompok
idealisme dan mengalami masa puncaknya dalam pemikiran filosofi Hegel.
Dialektik pernah diajukan oleh
Immanuel Kant sebagai suatu logika dari penalaran terhadap alam dan fenomena
dunia untuk memberikan pengesahan yang transenden. Kemudian, Hegel
menginterpretasikan dialektik sebagai operasionalisasi dari penalaran, tanpa
kaitan dengan hal yang transeden. Hal ini memberikan kenyataan lebih benar dan
lebih mendalam dibanding pemikiran analitis kontradiksi sebagai hasil dari perpaduan
ide-ide yang dapat dicapai melalui cara sintesa untuk menghasilkan pengetahuan
lebih benar.
Proses sintesa yang meningkat
menjadi alasan utama terwujudnya sistem ekonomi campuran yang merupakan
perpaduan dari sistem kapitalisme dan Marxisme. Hal ini tidak seperti Karl Marx
yang mengadopsi dialektik sebagai pembenturan kelas di dalam sejarah yang
selalu saling berhadapan.
Motif mencari keuntungan adalah
unsur terpenting dalam kegiatan ekonomi dan produksi. Akan tetapi, bukan
segalanya sebagaimana ditekankan dalam sistem ekonomi kapitalisme. Tanpa motif
keuntungan, tidak akan ada usaha dan pertumbuhan ekonomi akan terhampat jika
motif ditekan dan dimatikan seperti di negara komunis. Sistem ekonomi campuran
tetap berbasis pada prinsip pasar yang terkendali oleh aturan pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara umum ada 3
macam sistem ekonomi yang dikenal di dunia ini, yakni: sistem ekonomi
liberal/kapitalis; sistem ekonomi sosialis; dan sistem ekonomi campuran, yakni
sistem ekonomi yang tidak 100 % kapitalis dan tidak 100 % sosialis, atau sistem
ekonomi yang mengandung elemen-elemen dari sistem ekonomi kapitalis maupun
sistem ekonomi sosialis.
Tiga sistem ekonomi di
atas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Perkembangan jaman yang
terus melaju pesat melahirkan sistem-sistem ekonomi baru yang disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat modern. Peran agama juga turut meramaikan konsep
sistem ekonomi dunia dan bisa menjadi solusi dari berbagapi permasalahan
ekonomi yang ada.
Perbedaan
antarsistem ekonomi satu dengan yang lainnya terlihat dari ciri-cirinya sebagai
berikut :
1. Kebebasan
konsumen dalam memilih barang atau jasa yang dibutuhkan
2. Kebebasan
masyarakat memilih lapangan kerja
3. Peraturan
pemilihan/pemakaian alat-alat produksi
4. Pemilihan
usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
5. Peraturan
atas keuntungan usaha yang diperoleh
6. Pengaturan
motivasi usaha
7. Pembentukan
harga barang konsumsi dan produksi
8. Penentuan
pertumbuhan
9. Pengendalian
stabilitas ekonomi
10. Pengambilan
keputusan
11. Pelaksanaan
pemerataan kesejahteraan
[1] Stanislav Andreski, Max Weber: Kapitalisme, Birokrasi,
dan Agama terj. Hartono(Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1989) hal.105
[2] Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu
Pengantar (Yogyakarta:
Ekonisia, 2002) hal.92
[3] Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) hal
41
[4] Saurip Kadi, Intisari Buku Mengutamakan Rakyat (Jakarta: 2008) hal.11
[5] Andre Gorz,
Sosialisme dan Revolusi (Yogyakarta: Resist Book, 2005) hal.200
1 comment:
Best FS | Merkur - Merkur - DEccasino
Find Merkur online casino offering 제왕 카지노 a varied collection of games for Merkur's Merkur deccasino black leather and Merkur chrome worrione finish.
Post a Comment