Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu media penyimpan (Sutoyo, dkk, 2009). Kata citra atau yang dikenal secara luas dengan kata gambar dapat diartikan sebagai suatu fungsi intensitas cahaya dua dimensi, yang dinyatakan oleh f(x,y), di mana nilai atau amplitudo dari f pada koordinat spasial (x,y) menyatakan intensitas (kecerahan) citra pada titik tersebut (Gonzales dan Woods, 2002), sedangkan menurut Hakim Simanjuntak (2011) bahwa citra merupakan
10
f (0,0) f (0,1) ... f (0,M -1)
f (1,0) f (1,1) ... f (1,M-1)
. . .
: : :
f (N -1,0) f (N -1,1) ... f (N -1,M-1)
f (x,y ) =
sebuah image (gambar) pada bidang dua dimensi, dimana sebuah citra tersebut dapat ditinjau dari sudut pandang matematis dengan fungsi yang continue dari intensitas cahaya pada bidang dua dimensi. Secara teoritis citra dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) macam, yaitu citra kontinu dan citra diskrit (citra digital). Citra kontinu dihasilkan dari system optic yang menerima sinyal analog contohnya, yaitu mata manusia dan kamera analog. Sedangkan citra digital dihasilkan melalui proses digitalisasi terhadap citra kontinu contohnya, kamera digital dan scanner.
Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi f (x,y) berukuran M baris dan N kolom, dengan x dan y adalah koordinat (x,y) dinamakan intensitas atau tingkat keabuan dari citra pada titik tersebut. Apabila nilai x,y dan nilai amplitudo f secara keseluruhan berhingga (finite) dan bernilai diskrit, maka dapat dikatakan bahwa citra tersebut adalah citra digital. Citra digital dapat ditulis dalam bentuk matrik sebagai berikut:
Nilai pada suatu irisan antara baris dan kolom (pada posisi x,y) disebut dengan picture elements, image elements, pels, atau pixels. Istilah terakhir (pixel) paling sering digunakan pada citra digital.
11
2. Jenis Citra Digital
Nilai suatu piksel memiliki nilai rentang tertentu, dari nilai minimum sampai nilai maksimum. Jangkauan yang digunakan berbeda-beda tergantung dari jenis warnanya. Namun, secara umum jangkauannya adalah 0 – 255. Berikut adalah jenis-jenis citra berdasarkan nilai pikselnya (Putra, 2010).
a. Citra Biner
Citra biner adalah citra digital yang hanya memiliki 2 kemungkinan nilai piksel yaitu hitam dan putih. Nilai 0 mewakili warna hitam dan nilai 1 mewakili warna putih. Citra biner disebut juga dengan citra black & white atau citra monokrom. Oleh karena itu, setiap piksel pada citra biner cukup direpresentasikan dengan 1 bit.
b. Citra Grayscale
Citra grayscale merupakan citra yang hanya memiliki satu nilai kanal pada setiap pikselnya, dengan kata lain nilai Red = Green = Blue. Warna yang dimiliki adalah warna hitam, keabuan, dan putih. Jenis citra ini disebut dengan aras keabuan karena warna abu-abu diantara warna minimum (hitam) dan warna maksimum (putih). Pada umumnya citra grayscale memiliki kedalaman piksel 4 bit dan 8 bit. Citra dengan 4 bit memiliki 24 =16 kemungkinan warna, yaitu 0 (minimal) 15 (maksimal). Sementara citra dengan 8 bit memiliki 28 = 256 warna, yaitu 0 (minimal) hingga 255 (maksimal).
c. Citra Warna
Pada citra warna (true color) setiap pikselnya merupakan kombinasi dari 3 warna dasar yakni Red, Green, Blue, sehingga warna ini disebut juga dengan citra RGB. Banyaknya warna yang mungkin digunakan tergantung kepada kedalaman piksel citra yang bersangkutan. Setiap komponen warna memiliki kedalaman piksel sendiri dengan nilai minimum 0 dan nilai maksimum 255 (8 bit). Hal ini menyebabkan setiap piksel pada citra RGB membutuhkan media penyimpanan 3 byte. Jumlah kemungkinan kombinasi warna pada citra RGB adala 224 = lebih dari 16 juta warna. Dan intensitas suatu titik pada citra warna merupakan kombinasi dari intensitas derajat keabuan merah (fmerah, (x,y)), hijau (fhijau, (x,y)) dan biru (fbiru, (x,y)). Format warna RGB dan contoh citra RGB dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.
3. Citra Bitmap
Menurut Jannah dalam Wiliyana (2012) citra bitmap adalah susunan bit-bit warna untuk tiap pixel yang membentuk pola tertentu. Pola-pola warna ini menyajikan informasi yang dapat dipahami sesuai dengan persepsi indra penglihatan manusia. Format file ini merupakan format grafis yang fleksibel untuk platform Windows sehingga dapat dibaca oleh program grafis manapun. Format ini mampu menyimpan informasi dengan kualitas tingkat 1 bit sampai 24 bit. Citra bitmap didefinisikan sebagai fungsi f (x,y) dengan x dan y adalah koordinat bidang. Besaran f untuk tiap koordinat (x,y) disebut intensitas atau derajat keabuan citra pada titik tersebut. Pada Gambar 6 ditunjukkan gambar bitmap beserta nilai matriksnya.
Gambar 6. Bitmap dengan nilai matriksnya (Wiliyana, 2012)
Dari definisi di atas yang diperjelas oleh Gambar 6, bitmap dimodelkan dalam bentuk matriks. Nilai pixel atau entri-entri dari matriks ini mewakili warna yang ditampilkan di mana ordo matriks merupakan dimensi panjang dan lebar dari bitmap. Nilai-nilai warna ditentukan berdasarkan intensitas cahaya yang masuk. Dalam komputer, derajat intensitas cahaya diwakili
16
oleh bilangan cacah. Nilai 0 menerangkan tidak adanya cahaya sedangkan nilai yang lain menerangkan adanya cahaya dengan intensitas tertentu. Nilai-nilai ini bisa didapatkan melalui fungsi-fungsi yang disediakan oleh bahasa pemrograman berdasarkan input berupa lokasi entri-entri matriks yang hendak dicari.