BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Di antara karunia tuhan yang paling besar bagi
manusia ialah kemampuan berbicara. Kemampuan untuk mengungkapkan isi hatinya
dengan bunyi yang dikeluarkan dari
mulutnya. Berbicara telah membedakan manusia dengan mahkluk lain.
Menurut kodratnyaa manusia adalah makhluk
social atau makhluk bermassyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal
pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk social, manusia selalu hidup bersama manusia lainnya.
Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya
dalam berbagai bentuk, kerena itu dengan sendirinya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya. Menusia dikatakan sebagai makhluk social,
juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan
(interaksi) denagn orang lain, manusia juga tidak akan hidup sebagai manusia
jika tidak hidup ditengah-tengah manusia.
Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia
baik individu maupun kelompok. Disadari atau tidak dalam kehidupan sehari-hari
komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, karena manusia
melakukan komunikasi dalam kehidupan sehari-harinya. Begiti pula dengan sebuah
lembaga pendidikan . komunikasi memilki peranan yang sangat penting karena
dengan komunikasi seorang pengajar (guru) dan siswa dapat saling member dan
menerima informasi pengetahuan, menimbulkan sikap saling memahami dan
seterusnya.
Sebuah sekolah tidak terlepas dari konsep
komunikasi yang efektif, untuk itu sekolah harus dapat menciptakan sebuah alur
komunikasi yang benar dan baik agar tujuan besar lahirnya sebagai sekolah atau
lembaga pendidikan dapat terlaksana. Sebagaimana kita ketahui bahwa sekolah
memiliki peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) terutama
dalam yang dinamis.
Setiap individu dalam mendidik dan belajar
tidak hanya mengiginkan sekedar gaji dan prestasi, tetapi belajar mengajar
merupakan perubahan kebutuhan interaksi social. Guru yang memiliki rekan kerja
yang ramah dan mendukung, akan mengantarkan mereka pada hasil kerja yang baik
pula. Komunikasi interpersonal guru-siswa dalam mendorong semngat dan prestasi
belajar siswa di SMK Negeri I Lapang dapat diartikan sebagai keberhasilan
komunikassi antara guru dan siswa.
Berdasarkan gambaran yang telah diuraikan diatas, penulis terasa terdorong
untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada tersebut dengan judul
komunikasi interpersonal guru-siswa dalam mendorong semangat dan prestasi
belajar siswa di SMK Negeri I Lapang.
Berdasarkan latar masalah di atas maka yang menjadi judul
dalam penelitin ini ialah: “Komunikasi
Interpersonal Guru-Siswa Dalam Mendorong Semangat Dan Prestasi Belajar (Studi
Kasus Di SMK I Negeri Lapang Desa Kuala Cangkoy Kec. Lapang Kab. Aceh Utara).
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka
yang menjadi rumusan masalah untuk dijadikan
sebagai penelitian selanjutnya ialah:
1. Bagaimana Komunikasi Interpersonal Guru-Siswa dalam
mendorong semangat dan prestasi belajar siswa SMK Negeri I Lapang?
2. Sejauh mana peran Komunikasi Interpersonal
dalam mendorang semangat dan prestasi belajar siswa SMK Negeri I Lapang?
3. Apa faktor pendukung dan penghambat komunikasi
interpersonal guru-siswa dalam mendorong semangat dan prestasi belajar siswa
SMK Negeri I Lapang?
C.
Tujuan
Penelitian
Adapun yang
menjadi tujuan dalam penelitian ini ialah:
1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal guru-siswa dalam mendorong
semanagt dan prestasi belajar siswa SMK Negeri I Lapang.
2. Untuk mengetahui sejauh mana peran komunikasi interpersonal
guru-siswa dalam mendorong semanagt dan prestasi belajar siswa SMK Negeri I
Lapang.
4. Untuk mengetahui Apa faktor pendukung dan penghambat komunikasi
interpersonal guru-siswa dalam mendorong semangat dan prestasi belajar siswa
SMK Negeri I Lapang?
D. Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat yang dapat diambil dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Manfaat
secara praktis
a) Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi
mahasiswa dakwah dan sebagai referensi peneliti selanjutnya.
b) Untuk menambah wawasan penulis dalam mendalami
komunikasi interpersonal guru dan siswa dalam mendorong semangat dan prestasi
belajar siswa.
2.
Manfaat
secara Teoritis
a) Sebagai upaya untuk membandingkan teori yang
penulis peroleh di bangku kuliah dengan kanyataan yang terjadi.
b) Dapat dijadikan sebagai penguatan refensi yang
penulis ambil dari para ahli buku, yang berhubungan dengan masalah yang penulis
teliti.
c) Sebagai bahan masukan bagi perumusan kebijakan
dalam mendorong semangat dan prestasi belajar siswa di sekolah.
d)
Untuk
menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian ilmiah.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda
terhadap istilah-istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini, maka disini
perlu dijelaskan beberapa istilah penting, antara lain:
1.
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi
interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang
seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui
balikannya.
Menurut
Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan
pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya
dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
Komunikasi
interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara
verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua
sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya.
2.
Guru
Guru adalah jabatan atau profesi yang membutuhkan
keahlian khusus. Pekerjaan sebagai guru ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang
tanpa mempunyai keahlian sebagai guru.
Guru
adalah unsur penting di dalam keseluruhan sistem pendidikan. Karena
itu peranan dan kedudukan guru demi meningkatkan mutu dan kualitas anak didik
harus diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Pengertian dan definisi guru bukan
hanya sebatas pegawai yang hanya melakukan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab
terhadap disiplin ilmu yang dipikulnya. Di dalam pendidikan, guru mempunyai tiga tugas
pokok yang bisa dilaksanakan yaitu tugas profesional, tugas kemasyarakatan dan
tugas manusiawi.
3.
Siswa
Siswa adalah
komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam
proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat
ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan
psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
Siswa
atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus
diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang
diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang
berilmu pengetahuan, berketerampilan, berpengalaman, berkepribadian,
berakhlak mulia, dan mandiri. Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang
sesuai dengan tahap perkembangannya sesuai dengan
tahap perkembangannya.
4. Semangat dan prestasi belajar
Semangat adalah
bagaimana kita bisa membuktikan dan mempertahankan semangat itu sendiri. Tentunya bukan sebuah rencana diawal saja. Tapi dalam
seluruh proses yang sudah kita inginkan dan kita jalankan sebaik mungkin dengan
rangkaian rasa semangat tersebut, sehingga semangat itu menjadi energy
tersendiri dalam mencapai sebuah tujuan tertentu.
Menurut
Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian
Prestasi Belajar sebagai berikut: Secara teori
bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan
besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik
(nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan untuk
menyelidiki, mengartikan situasi).
Disamping
itu siswa memerlukan/ dan harus menerima umpan balik secara langsung derajat
sukses pelaksanaan tugas (nilai raport/nilai test).
F.
Telaah Kepustakaan
Tujuan dari pencantuman telaah kepustakaan ini
adalah untuk melihat apa saja yang pernah dilakukan sehubungan dengan masalah
yang diteliti. Selain menghindari dari publikasi penelitian, tinjauan pustaka
juga dapat menghasilkan pengertian dan pandangan yang lebih jauh tentang
permasalahan yang diteliti.
Maka dalam tinjauan pustaka, peneliti
mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu, antara lain:
Sebagaimana yang diteliti oleh Mustafa, dengan judul komunikasi interpersonal kepala desa
dalam upaya membina generasi muda (study: Di Desa Baro Blang Mee Kec. Samudera
Kab. Aceh Utara). Adapun hasil
penelitian ini ialah pertama komunikasi kepala desa dalam membina generasi
muda, masih memberikan kepercayaan kepada pemimpinya dan mereka masih ikut
serta dalam berpartipasi terhadap organisasi yang ada di Desa Krung Baro Blang
Mee Kec. Samudera Pasai Kab Aceh Utara, yang kedua
komunikasi yang dilakukan kepada desa itu merupakan komunikasi langsung dengan
seringnya bergaul dengan masyarakat sehingga dapat dipengaruhi nya karena
setiap ada masalah-masalah yang dihadapi mas ataupun konflik yang terjadi
sesamanya namun kepala desa itu masih mau bertanggung jawab dengan
menyelesaikan bersama-sama dengan cara kepala yang dingin dan juga tidak
memihak kepada satu kelompok.
Sebagaimana yang diteliti
oleh Muhammad Azhar, dengan judul “pola komunikasi interpersonal guru-santri dalam
membantuk ahklak dan perilaku positif pesantren tgk. Abdul Jalil Simpang
Keuramat). Adapun hasil penelitiaan nya dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal
yang dilakukan oleh guru di pesantren Tgk Abdul Jalil sudah terbilang cukup
efektif. Hal ini terlihat kerena secara garis besar santri telah merasa
mempunyai hubungan baik dengan guru. Maka dari itu, dapat disimpulakn bahwa
komunikasi interpersonal yang efektif
dapat meningkatkan komunikassi interpersonal guru dan santri.
Sebagaimana yang diteliti oleh Sri
wahyuni, dengan judul strategi
komunikasi interpersonal Ustadz-snatri dalam pengkajian kitab kuning, (studi kasus: Dayah Daru Ulul Alue Awee Lhokseumawe). Berdasarkan hasil
penelitian tersebut
menyatakan bahwa strategi komunikasi interpersonal ustadz dalam mengkaji kitab
kuning didayah Darul Ulum menunjukkan bahwa strategi komunikasi interpersonal
yang digunakan oleh ustadz didayah Darul Ululm yaitu menggunakan strategi
ceramah, diskusi, dan Tanya jawab. Startegi ini
lebih mudah dipahami dan diterima oleh santri. Karena ini strategi ini
selalu diguanakan did ayah Darul Ulul Alue Awee.
G.
Landasan
Teori
1.
Pengertian komunikasi interpersonal
Secara konstentual, komunikasi
interpersonal digambarkan sebagai suatu komunikassi antara dua individu atau
sedikit individu, yang mana saling berinteraksi, saling memberikan umpan balik
satu sama lain. Namun, memberikan definisi konstektual sejati yang cukup untuk
menggambarakan komunikasi interpersonal karena setiap interaksi antara satu
individu dengan individu lainnya berbeda-beda.
Komunikassi interpersonal adalah proses
pertukara informasi diantara seseorang
dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang
dapat langsung dikatahui balikannya.
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi
interpersonal merupakan prosses penyampaian informasi, pikiran dan sikap
tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baik sebagai
komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk mancapai saling pengertian,
mengenai masalah yang akan dinicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi
perubahan perilaku.
Komunikasi interpersonal merupakan
proses penyam penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua
orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan sebagai komunikan dan
komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian, mengenai masalah
yang akan dibicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku.
2.
Kompenen-kompenen komunikasi interpersonal
Dari pengertian komunikasi
interpersonal yang telah diuraikan diatas dapat diidentifikasikan beberapa
kompenen yang harus ada dalam komunikasi interpersonal. Menurut Suranto A.W
kompenen-kompenen komunikasi interpersonal yaitu: 1) sumber/komunikator
merupakan orang yang mempunyai kebutuhan uantuk berkomunikasi, yakni keinginan
untuk membagi keadaan internal sendiri, baik yang bersifat emosional meupun
informational dengan orang lain, kebutuhan ini dapat berupa keinginan untuk
memperolah pengakuan social sampai pada keinginan untuk mempengeruhi sikap dan
tingkah laku orang lain. Dalam konteks komunikassi interpersonal komunikator
adalah individu yang menciptakan, memformulasikan dan menyampaikan pesa.
a. Encoding
Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator
dalam menciptakan pesan melalui pemilihan symbol-simbol verbal dan non verbal
yang disusun berdasarkan aturan-aturan bahasa, serta disesuaikan dengan
karakteristik komunikasi.
b. Pesan
Merupakan hasil encoding, pesan adalah seperangkat
symbol-simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya yang
mewakili keadaan komunikator untuk disampaikan pada pihak lain.
c. Saluran
Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber
ke penerima atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum.
d. Penerima/komunikan
Adalah seseorang yang menerima, memahami, dan
mengintrepretasikan pesan.
e. Decoding
Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri
penerima.
f. Redpon
Yakin apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk
dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan.
g. Gangguan/noise
Gangguan/noise atau barier beranekaragam, untuk itu
harus di definisikan dan dianalisis.
h. Konteks
komunikai
Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu,
paling tidak tiga dimensi yaitu ruang, waktu dan nilai.
3.
Tujuan komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan
diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Menemukan
Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi
interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan
interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita
maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita
untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah
sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan
tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain,
kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan
tingkah laku kita.
b.
Menemukan
dunia luar
Hanya komunikasi
interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan
orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui
datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang
kepada kita dari media massa hal itu seringkali disiskusikan dan akhirnya
dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.
c.
Membentuk
Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang
yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain.
Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan
untuk membentuk dan menjaga hubungan social dengan orang lain.
d. Berubah sikap
dan tingkah laku
Banyak waktu kita pergunakan
untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan
interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya
mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca
buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah.
e. Untuk bermain dan kesenangan
Bermain mencakup semua
aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara
dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi
mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu
adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan
komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting
dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
4.
Komunikasi
interpersonal guru dan siswa
Komunikasi
guru dan siswa adalah proses belajar mengejar akan senantiasaa merupakan proses
kegiatan interaksi antaradua unsure manusiawo di mana siswa sebagai pihak
pelajar yang belajar sedangkan guru sebagai pihak pengajar.
Proses itu sendiri marupakan mata rantai yang
menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki
tujuan yaitu tujuan pembelajaran.
Karena
mengajar dilakukan dengan maksud membantu santri untuk belajar, maka pendidik
perlu memperhatikan kualaitas mengajar. Menurut Hugnes menyatakan bahwa
kualitas mengajar yang baik terletak pada kualiatas responden yang diberikan
oleh guru kepada siswa dalam interaksi belajar m engajar. Sebagai seseorang
yang memilki posisi strategis dalam kegiatan pembelajaran, guru harus memiliki
beberapa kompetensi yang meliputi kompentensi padagogik, kompenti kepribadian,
kompetensi social, dan kompetensi professional.
H.
Metode
Penelitian
1.
Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ilmiah dikenal ada
dua metode, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Setiap penelitian
tentunya menggunakan metode penelitian, hal ini dimaksudkan agar memudahkan
peneliti dalam mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data serta tidak
kesimpang siuran ketika penelitian berlangsung. Pada penelitian ini penulis
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, guna
menjawab segala bentuk permasahan dalam penelitian yang penulis laksanakan.
Dimana fokus penelitian studi kasus terletak pada fenomena masa kini di dalam
kehidupannya nyata.
“Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai
metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik
karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut
juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat
seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena
data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang
ditemukan di lapangan.
2.
Sumber
Data Penelitian
Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder.
a. Data primer
Sumber dara primer di peroleh dengan cara
mendatangi langsung objek penelitian melalui survei, wawancara dan observasi. Dalam
penelitian ini penulis memilih data primer dari nara sumber yaitu para guru dan
beberapa siswa yang ada di SMK Negeri I Lapang.
b. Data Sekunder
Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan
sumber data sekunder yang diperoleh dari bahan-bahan bacaan, yaitu literatul,
catatan kuliah dan lain sebagainya yang berhubungan dengan penelitian penulis.
3.
Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya,
data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting),
pada labotarium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden,
pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain lain. Bila dilihat dari sumber
datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber
sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara teknik pengumpulan data, maka
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), observasi
(pengamatan), dan dokumentasi.
Adapun teknik pengumpulan data di sini ialah sebagai berikut:
1.
Wawancara
Wawancara secara umum adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewabacara
dengan informan atau orang yang diwawancarai. Estenberg mengemukakan tiga jenis wawancara
yaitu:
a. Wawancara terstruktur (structured interview)
digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
b. Wawancara semistruktur (semistructure
interview) sudah termasuk dalam katagori in-depth interview yang
pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
c. Wawancara tidak berstruktur (unstructured
interview) merupakan wawancara yang bebas dan peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya.
Disini penulis menggunakan jenis wawancara semi
struktur, karena lebih bebas serta dengan menggunakan pedoman wawancara
yang ada penulis dapat mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden dalam
hal ini penulis mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan
oleh responden tersebut. Adapun nara sumber yang akan peneliti wawancara ialah guru dan siswa pada SMK Negeri I Lapang.
2.
Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan
keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu
utamnya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.
Kata observasi dan pengamatan digunakan secara bergantian. Dari pemahaman
observasi atau pengamatan, maka yang dimaksud dengan metode observasi adalah
metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan
data yang digunakan dalam metodelogi penelitian sosial. Pada intinya metode
dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Walau
metode ini terbanyak digunakan pada penelitian ilmu sejarah. Namun demikian
ilmu-ilmu
sosial lain secara serius menggunakan metode dokumentasi sebagai metode
pengumpula data. Bahkan dokumentasi secara eksplisit berbeda dengan letiratur,
tetapi kemudian perbedaan antara keduannya hanya dapat dibedakan secara
gradual. Sedangkan
dokumentasi adalah informasi yang disimpan atau di dokumentasikan sebagai bahan dokumentar.
4.
Teknik Analisa Data
Proses
analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang telah dituliskan dalam catatan
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi gambar, foto dan sebagainya.
Proses analisis data menggunakan teknik analisis
tematik adalah cara mengidentifikasi tema-tema yang terpola dalam suatu
fenomena. Tema-tema ini dapat diidentifikasi, dikodekan secara induktif (
data
driven) dari data kualitatif mentah (transkrip wawancara, biografi,
rekaman video, dan sebagainya) maupun secara deduktif (
theory driven)
berdasarkan teori maupun hasil penelitian terdahulu. Penggunaan masing-masing
teknik secara khusus akan berbeda, tergantung dari tujuan penelitian. Namun
demikian penelitian ini mencoba menerapkan langkah analisis
tematik tersebut dalam mengkaji 1 kasus tentang resiliensi pada
setiap siswa dan guru pada SMK
Negeri I Lapang
. Tujuannya
secara metodologis tidak lain untuk memberikan gambaran khususnya
tentang komunikasi interpersonal
guru-siswa dalam mendorong semangat dan prestasi siswa.
DAFTAR
PUSTAKA