Monday, December 7, 2015

contoh proposal skripsi ekonomi syariah

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG MASALAH
Dayah salafiyah merupakan sekolah keagamaan, disana banyak melahirkan ahli-ahli agama yang merupakan generasi penerus islam yang mahir dalam segala bidang ilmu keagamaan. Khususnya pada kitab fiqih baik kitab fiqih mantantakrib, bajuri, iannatutthalibin maupun kitab fiqih lainnya.
Yang telah telah bergelar sebagai tengku dapat dipastikan bahwa mereka telah menguasai berbagai isi kitab kuning yang telah mereka pelajari, khususnya kitab fiqih. Setiap pembahasan yang terdapat pada setiap bab kitab fiqih pasti telah dikuasai dengan baik mulai dari bab yang pertama hingga pada bab yang terakhir.
Dilam kitab fiqih bajuri terdapat 15 bab yang semuanya pengarang uraikan dengan sejelas mungking, bab yang petama dimulai dengan bab thaharah, bab sholat, bab zakat, bab haji, bab jual beli, bab farait wasiat, bab nikah, bab jinayah, bab had, bab jihad, bab sembelih qurban dan makanan, bab perlombaan pelemparan, bab sumpah dan nazar, bab keadilan saksi dan diakhiri dengan bab memerdekakan.

contoh proposal skripsi

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Di antara karunia tuhan yang paling besar bagi manusia ialah kemampuan berbicara. Kemampuan untuk mengungkapkan isi hatinya dengan bunyi yang dikeluarkan dari mulutnya. Berbicara telah membedakan manusia dengan mahkluk lain.
Menurut kodratnyaa manusia adalah makhluk social atau makhluk bermassyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk social, manusia selalu hidup bersama manusia lainnya.[1] Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk, kerena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Menusia dikatakan sebagai makhluk social, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) denagn orang lain, manusia juga tidak akan hidup sebagai manusia jika tidak hidup ditengah-tengah manusia.
Komunikasi adalah hubungan kontak antar manusia baik individu maupun kelompok. Disadari atau tidak dalam kehidupan sehari-hari komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, karena manusia melakukan komunikasi dalam kehidupan sehari-harinya. Begiti pula dengan sebuah lembaga pendidikan . komunikasi memilki peranan yang sangat penting karena dengan komunikasi seorang pengajar (guru) dan siswa dapat saling member dan menerima informasi pengetahuan, menimbulkan sikap saling memahami dan seterusnya.[2]
Sebuah sekolah tidak terlepas dari konsep komunikasi yang efektif, untuk itu sekolah harus dapat menciptakan sebuah alur komunikasi yang benar dan baik agar tujuan besar lahirnya sebagai sekolah atau lembaga pendidikan dapat terlaksana. Sebagaimana kita ketahui bahwa sekolah memiliki peran penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) terutama dalam yang dinamis.
Setiap individu dalam mendidik dan belajar tidak hanya mengiginkan sekedar gaji dan prestasi, tetapi belajar mengajar merupakan perubahan kebutuhan interaksi social. Guru yang memiliki rekan kerja yang ramah dan mendukung, akan mengantarkan mereka pada hasil kerja yang baik pula. Komunikasi interpersonal guru-siswa dalam mendorong semngat dan prestasi belajar siswa di SMK Negeri I Lapang dapat diartikan sebagai keberhasilan komunikassi  antara guru dan siswa. Berdasarkan gambaran yang telah diuraikan diatas, penulis terasa terdorong untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada tersebut dengan judul komunikasi interpersonal guru-siswa dalam mendorong semangat dan prestasi belajar siswa di SMK Negeri I Lapang.
Berdasarkan latar masalah di atas maka yang menjadi judul dalam penelitin ini ialah: “Komunikasi Interpersonal Guru-Siswa Dalam Mendorong Semangat Dan Prestasi Belajar (Studi Kasus Di SMK I Negeri Lapang Desa Kuala Cangkoy Kec. Lapang Kab. Aceh Utara).
B.       Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah untuk dijadikan sebagai penelitian selanjutnya ialah:
1.      Bagaimana Komunikasi Interpersonal Guru-Siswa dalam mendorong semangat dan prestasi belajar siswa SMK Negeri I Lapang?
2.      Sejauh mana peran Komunikasi Interpersonal dalam mendorang semangat dan prestasi belajar siswa SMK Negeri I Lapang?
3.      Apa faktor pendukung dan penghambat komunikasi interpersonal guru-siswa dalam mendorong semangat dan prestasi belajar siswa SMK Negeri I Lapang?

C.      Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini ialah:
1.      Untuk mengetahui bagaimana komunikasi interpersonal guru-siswa dalam mendorong semanagt dan prestasi belajar siswa SMK Negeri I Lapang.
2.      Untuk mengetahui sejauh mana peran komunikasi interpersonal guru-siswa dalam mendorong semanagt dan prestasi belajar siswa SMK Negeri I Lapang.
4.      Untuk mengetahui Apa faktor pendukung dan penghambat komunikasi interpersonal guru-siswa dalam mendorong semangat dan prestasi belajar siswa SMK Negeri I Lapang?
D.      Manfaat Penelitian
            Adapun manfaat  yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:  
1.        Manfaat secara praktis
a)      Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi mahasiswa dakwah dan sebagai referensi peneliti selanjutnya.
b)      Untuk menambah wawasan penulis dalam mendalami komunikasi interpersonal guru dan siswa dalam mendorong semangat dan prestasi belajar siswa.
2.        Manfaat secara Teoritis
a)      Sebagai upaya untuk membandingkan teori yang penulis peroleh di bangku kuliah dengan kanyataan yang terjadi.
b)      Dapat dijadikan sebagai penguatan refensi yang penulis ambil dari para ahli buku, yang berhubungan dengan masalah yang penulis teliti.
c)      Sebagai bahan masukan bagi perumusan kebijakan dalam mendorong semangat dan prestasi belajar siswa di sekolah.
d)       Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian ilmiah.

E.       Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini, maka disini perlu dijelaskan beberapa istilah penting, antara lain:

1.      Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya.[3]
2.      Guru
Guru adalah jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus. Pekerjaan sebagai guru ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa mempunyai keahlian sebagai guru.
Guru adalah unsur penting di dalam keseluruhan sistem pendidikan. Karena itu peranan dan kedudukan guru demi meningkatkan mutu dan kualitas anak didik harus diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Pengertian dan definisi guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya melakukan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang dipikulnya. Di dalam pendidikan, guru mempunyai tiga tugas pokok yang bisa dilaksanakan yaitu tugas profesional, tugas kemasyarakatan dan tugas manusiawi.[4]
3.      Siswa
Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.
Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus
diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang
diselenggarakan di sekolah, dengan tujuan untuk menjadi manusia yang
berilmu pengetahuan, berketerampilan, berpengalaman, berkepribadian,
berakhlak mulia, dan mandiri. Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya sesuai dengan
tahap perkembangannya.[5]
4.      Semangat dan prestasi belajar
Semangat adalah bagaimana kita bisa membuktikan dan mempertahankan semangat itu sendiri. Tentunya  bukan sebuah rencana diawal saja. Tapi dalam seluruh proses yang sudah kita inginkan dan kita jalankan sebaik mungkin dengan rangkaian rasa semangat tersebut, sehingga semangat itu menjadi energy tersendiri dalam mencapai sebuah tujuan tertentu.[6]
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi menjelaskan Pengertian Prestasi Belajar sebagai berikut: Secara teori bila sesuatu kegiatan dapat memuaskan suatu kebutuhan, maka ada kecenderungan besar untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan) dan dapat secara ekstrinsik (kegairahan  untuk menyelidiki,  mengartikan situasi).
Disamping itu siswa memerlukan/ dan harus menerima umpan balik secara langsung derajat sukses pelaksanaan tugas (nilai raport/nilai test).[7]

F.       Telaah Kepustakaan
Tujuan dari pencantuman telaah kepustakaan ini adalah untuk melihat apa saja yang pernah dilakukan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Selain menghindari dari publikasi penelitian, tinjauan pustaka juga dapat menghasilkan pengertian dan pandangan yang lebih jauh tentang permasalahan yang diteliti.[8]
Maka dalam tinjauan pustaka, peneliti mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu, antara lain:
Sebagaimana yang diteliti oleh Mustafa, dengan judul komunikasi interpersonal kepala desa dalam upaya membina generasi muda (study: Di Desa Baro Blang Mee Kec. Samudera Kab. Aceh Utara).  Adapun hasil penelitian ini ialah pertama komunikasi kepala desa dalam membina generasi muda, masih memberikan kepercayaan kepada pemimpinya dan mereka masih ikut serta dalam berpartipasi terhadap organisasi yang ada di Desa Krung Baro Blang Mee Kec. Samudera Pasai Kab Aceh Utara, yang kedua komunikasi yang dilakukan kepada desa itu merupakan komunikasi langsung dengan seringnya bergaul dengan masyarakat sehingga dapat dipengaruhi nya karena setiap ada masalah-masalah yang dihadapi mas ataupun konflik yang terjadi sesamanya namun kepala desa itu masih mau bertanggung jawab dengan menyelesaikan bersama-sama dengan cara kepala yang dingin dan juga tidak memihak kepada satu kelompok.[9]
Sebagaimana yang diteliti oleh Muhammad Azhar, dengan judul “pola komunikasi interpersonal guru-santri dalam membantuk ahklak dan perilaku positif pesantren tgk. Abdul Jalil Simpang Keuramat). Adapun hasil penelitiaan nya dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh guru di pesantren Tgk Abdul Jalil sudah terbilang cukup efektif. Hal ini terlihat kerena secara garis besar santri telah merasa mempunyai hubungan baik dengan guru. Maka dari itu, dapat disimpulakn bahwa komunikasi  interpersonal yang efektif dapat meningkatkan komunikassi interpersonal guru dan santri.[10]
Sebagaimana yang diteliti oleh Sri wahyuni, dengan judul strategi komunikasi interpersonal Ustadz-snatri dalam pengkajian kitab kuning, (studi kasus: Dayah Daru Ulul Alue Awee Lhokseumawe). Berdasarkan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa strategi komunikasi interpersonal ustadz dalam mengkaji kitab kuning didayah Darul Ulum menunjukkan bahwa strategi komunikasi interpersonal yang digunakan oleh ustadz didayah Darul Ululm yaitu menggunakan strategi ceramah, diskusi, dan Tanya jawab. Startegi ini  lebih mudah dipahami dan diterima oleh santri. Karena ini strategi ini selalu diguanakan did ayah Darul Ulul Alue Awee.[11]

G.      Landasan Teori
1.        Pengertian komunikasi interpersonal
Secara konstentual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu komunikassi antara dua individu atau sedikit individu, yang mana saling berinteraksi, saling memberikan umpan balik satu sama lain. Namun, memberikan definisi konstektual sejati yang cukup untuk menggambarakan komunikasi interpersonal karena setiap interaksi antara satu individu dengan individu lainnya berbeda-beda.
Komunikassi interpersonal adalah proses pertukara informasi  diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung dikatahui balikannya.[12]
Dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan prosses penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk mancapai saling pengertian, mengenai masalah yang akan dinicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku.[13]
Komunikasi interpersonal merupakan proses penyam penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan sebagai komunikan dan komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian, mengenai masalah yang akan dibicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku.
2.        Kompenen-kompenen komunikasi interpersonal
Dari pengertian komunikasi interpersonal yang telah diuraikan diatas dapat diidentifikasikan beberapa kompenen yang harus ada dalam komunikasi interpersonal. Menurut Suranto A.W kompenen-kompenen komunikasi interpersonal yaitu: 1) sumber/komunikator merupakan orang yang mempunyai kebutuhan uantuk berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri, baik yang bersifat emosional meupun informational dengan orang lain, kebutuhan ini dapat berupa keinginan untuk memperolah pengakuan social sampai pada keinginan untuk mempengeruhi sikap dan tingkah laku orang lain. Dalam konteks komunikassi interpersonal komunikator adalah individu yang menciptakan, memformulasikan  dan menyampaikan pesa.
a.    Encoding
Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam menciptakan pesan melalui pemilihan symbol-simbol verbal dan non verbal yang disusun berdasarkan aturan-aturan bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikasi.


b.    Pesan
Merupakan hasil encoding, pesan adalah seperangkat symbol-simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya yang mewakili keadaan komunikator untuk disampaikan pada pihak lain.
c.    Saluran
Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum.
d.   Penerima/komunikan
Adalah seseorang yang menerima, memahami, dan mengintrepretasikan pesan.
e.    Decoding
Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri penerima.
f.     Redpon
Yakin apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan.
g.    Gangguan/noise
Gangguan/noise atau barier beranekaragam, untuk itu harus di definisikan dan dianalisis.
h.    Konteks komunikai
Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling tidak tiga dimensi yaitu ruang, waktu dan nilai.


3.        Tujuan komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah sebagai berikut:
a.    Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b.    Menemukan dunia luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali disiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.
c.    Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan social dengan orang lain.
d.    Berubah sikap dan tingkah laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah.
e.    Untuk bermain dan kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
4.        Komunikasi interpersonal guru dan siswa
Komunikasi guru dan siswa adalah proses belajar mengejar akan senantiasaa merupakan proses kegiatan interaksi antaradua unsure manusiawo di mana siswa sebagai pihak pelajar yang belajar sedangkan guru sebagai pihak pengajar.
 Proses itu sendiri marupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran.[14]
Karena mengajar dilakukan dengan maksud membantu santri untuk belajar, maka pendidik perlu memperhatikan kualaitas mengajar. Menurut Hugnes menyatakan bahwa kualitas mengajar yang baik terletak pada kualiatas responden yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam interaksi belajar m engajar. Sebagai seseorang yang memilki posisi strategis dalam kegiatan pembelajaran, guru harus memiliki beberapa kompetensi yang meliputi kompentensi padagogik, kompenti kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional.[15]

H.      Metode Penelitian
1.        Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam kegiatan penelitian ilmiah dikenal ada dua metode, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Setiap penelitian tentunya menggunakan metode penelitian, hal ini dimaksudkan agar memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data serta tidak kesimpang siuran ketika penelitian berlangsung. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, guna menjawab segala bentuk permasahan dalam penelitian yang penulis laksanakan. Dimana fokus penelitian studi kasus terletak pada fenomena masa kini di dalam kehidupannya nyata.
“Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.[16]
2.        Sumber Data Penelitian
Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
a.       Data primer
Sumber dara primer di peroleh dengan cara mendatangi langsung objek penelitian melalui survei, wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini penulis memilih data primer dari nara sumber yaitu para guru dan beberapa siswa yang ada di SMK Negeri I Lapang.
b.      Data Sekunder
Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh dari bahan-bahan bacaan, yaitu literatul, catatan kuliah dan lain sebagainya yang berhubungan dengan penelitian penulis.
3.        Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada labotarium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), observasi (pengamatan), dan dokumentasi.
Adapun teknik pengumpulan data di sini ialah sebagai berikut:
1.        Wawancara
Wawancara secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewabacara dengan informan atau orang yang diwawancarai. Estenberg mengemukakan tiga jenis wawancara yaitu:
a.       Wawancara terstruktur (structured interview) digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
b.      Wawancara semistruktur (semistructure interview) sudah termasuk dalam katagori in-depth interview yang pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
c.       Wawancara tidak berstruktur (unstructured interview) merupakan wawancara yang bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Disini penulis menggunakan jenis wawancara semi struktur, karena lebih bebas serta dengan menggunakan pedoman wawancara yang ada penulis dapat mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden dalam hal ini penulis mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh responden tersebut. Adapun nara sumber yang akan peneliti wawancara ialah guru dan siswa pada SMK Negeri I Lapang.
2.        Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamnya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Kata observasi dan pengamatan digunakan secara bergantian. Dari pemahaman observasi atau pengamatan, maka yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.
3.        Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodelogi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Walau metode ini terbanyak digunakan pada penelitian ilmu sejarah. Namun demikian ilmu-ilmu sosial lain secara serius menggunakan metode dokumentasi sebagai metode pengumpula data. Bahkan dokumentasi secara eksplisit berbeda dengan letiratur, tetapi kemudian perbedaan antara keduannya hanya dapat dibedakan secara gradual. Sedangkan dokumentasi adalah informasi yang disimpan atau di dokumentasikan sebagai bahan dokumentar.
4.        Teknik Analisa Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang telah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi gambar, foto dan sebagainya. 
Proses analisis data menggunakan teknik analisis tematik adalah cara mengidentifikasi tema-tema yang terpola dalam suatu fenomena. Tema-tema ini dapat diidentifikasi, dikodekan secara induktif (data driven) dari data kualitatif mentah (transkrip wawancara, biografi, rekaman video, dan sebagainya) maupun secara deduktif (theory driven) berdasarkan teori maupun hasil penelitian terdahulu. Penggunaan masing-masing teknik secara khusus akan berbeda, tergantung dari tujuan penelitian. Namun demikian penelitian ini mencoba menerapkan langkah analisis tematik tersebut dalam mengkaji 1 kasus tentang resiliensi pada setiap siswa dan guru pada SMK Negeri I Lapang. Tujuannya secara metodologis tidak lain untuk memberikan gambaran khususnya tentang komunikasi interpersonal guru-siswa dalam mendorong semangat dan prestasi siswa.[17]




DAFTAR PUSTAKA

Uchana Efendi Onong, 2005, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, cet III, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Lunandi, A.G,  1994, Komunikasi mengenai, Meningkatkan Efektifitas komunikasi Antar Pribadi. Yogjakarta: Kanisius.
Webster’s New Collegiate Dictionary, G. dan C. Merriam Company, USA.
Ahmadi Abu, 2001, Psikologi Belajar, Bandung: Toha Putra.
Kuncoro Mudrajat, 2003,  Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Bagaimana Meneliti Dan Menulis Tesis, Jakarta: Erlangga.
Mustafa, Komunikasi Interpersonal Kepala Desa Dalam Upaya Membina Generasi Muda (study Kasus Di Desa Baro Blang Mee Kec. Samudera Kab. Aceh Utara), Skripsi STAIN: Malikussaleh Lhokseumawe, 2012.
Muhammad Azhar, Pola komunikasi Interpersonal Guru-Siswa Dalam Membentuk Ahklak Dan Perilaku Positif Di Pesantren TGK. Abdul Jalil (studi kasus Dayah Simpang Keuramat), Skripsi STAIN: Malikussaleh Lhokseumawe, 2014.
Sri wahyuni, Strategi Komunikasi Interpersonal Ustadz-Santri Dalam Mengkaji Kitab Kuning, (studi kasus Dayah Darul Ulum Alue Awee), Skripsi STAIN: Malikussaleh Lhokseumawe, 2014.
Rahmat Jalaluddin, 2005, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Canggara Hafiet, 2006, Pengantarn Ilmu Komunikasi, Bandung: PT Raja Grafindo.
Badiyatna dan Nina Mutmainnah, Ahklak Seorang Muslim, 1998, Semarang: CV. Wicaksana.
Liliweri Allo, 2001,  Ilmu Komunikasi Antar Pribadi, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Sugiono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif  Dan R &D, 111 Bandung: Alfebeta.






[1] Onong Uchana Efendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, cet III, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2005), hal. 79
[2] Lunandi, A.G, Komunikasi mengenai, Meningkatkan Efektifitas Komunikasi Antar Pribadi.(Yogjakarta: Kanisius,1994), hal. 37
[6] Webster’s New Collegiate Dictionary, G. dan C. Merriam Company, USA, hlm. 393
[7] Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Bandung: Toha Putra, 2001), hal. 151
[8] Mudrajat Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Bagaimana Meneliti Dan Menulis Tesis, (Jakarta: Erlangga, 2003), hal. 28.
[9] Mustafa, Komunikasi Interpersonal Kepala Desa Dalam Upaya Membina Generasi Muda (study Kasus Di Desa Baro Blang Mee Kec. Samudera Kab. Aceh Utara), Skripsi (STAIN: Malikussaleh Lhokseumawe, 2012).

[10] Muhammad Azhar, Pola komunikasi Interpersonal Guru-Siswa Dalam Membentuk Ahklak Dan Perilaku Positif Di Pesantren TGK. Abdul Jalil (studi kasus Dayah Simpang Keuramat), Skripsi (STAIN: Malikussaleh Lhokseumawe, 2014).

[11] Sri wahyuni, Strategi Komunikasi Interpersonal Ustadz-Santri Dalam Mengkaji Kitab Kuning, (studi kasus Dayah Darul Ulum Alue Awee), Skripsi (STAIN: Malikussaleh Lhokseumawe, 2014).
[12] Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya), hal. 79
[13] Hafiet Canggara, Pengantarn Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT Raja Grafindo, 2006), hal. 105
[14] Badiyatna dan Nina Mutmainnah, Ahklak Seorang Muslim, (Semarang: CV. Wicaksana, 1998), hal. 47
[15] Allo Liliweri, Ilmu Komunikasi Antar Pribadi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001), hal.89
[16] Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif  Dan R &D, 111( Bandung: Alfebeta, 2007), h. 66..

[17] Ibid,.....h. 79.