Saturday, December 8, 2018

MAKALAH PERKEMBANGAN SISTEM EKONOMI


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar belakang
Sistem Ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur kondisi perekonomian suatu negara disesuaikan dengan kondisi kenegaraan dari negara itu sendiri, atau dengan kata lain sistem ekonomi adalah cara suatu bangsa untuk mengatur kehidupan ekonominya. Setiap negara memiliki sistem perekonomian yang berbeda-beda. Hal itu disebabkan karena setiap negara memiliki ideologi, kondisi masyarakat, kondisi perekonomian, serta kondisi SDA yang berbeda-beda.
Sistem ekonomi yang pertama kali muncul dan dikenal di dunia adalah sistem ekonomi tradisional. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman sistem ekonomi tradisional mulai ditinggalkan oleh banyaknegara-negara di dunia. Oleh karena itu pada saat ini kita mengenal ada tiga macam sistem ekonomi yang digunakan oleh negara-negara di dunia, yakni: Sistem Ekonomi Liberal; Sistem Ekonomi Sosialis; dan Sistem Ekonomi Campuran
Dewasa ini sering terjadi pemahaman-pemahaman yang keliru akan sistem-sistem ekonomi tersebut. Yang lebih parah apabila dalam perekonomian, pihak-pihak yang terlibat di dalamnya malah mencampurkan semua sistem, baik kapitalis maupun sosialis. Padahal, kapitalis dan sosialis memiliki perbedaan dan pertentangan. Di mana keduanya memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, yang apabila dicampur adukkan justru membawa dampak yang terlalu negatif.
B.   Rumusan Masalah
Bagaimana perkembangan sistem ekonomi dunia yang mencakup pekembangan system ekonomi kapitalis, system ekonomi sosialis, dan system ekonomi campuran

C.   Tujuan Makalah
Menjelaskan tentang perkembangan sistem ekonomi dunia yang mencakup pekembangan system ekonomi kapitalis, system ekonomi sosialis, dan system ekonomi campuran
D.   Batasan Masalah
Dalam makalah ini, kami membatasi masalah yang kami bahas hanya mengenai bagaimana perkembangan system ekonomi di dunia seperti yang kami sebut pada rumusan masalah di atas.









BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM EKONOMI
            Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsure-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga-lembaga ekonomi (formal maupun nonformal); cara kerja; mekanisme hubungan; hukum dan peraturan-peraturan perekonomian; serta kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis); yang dipilih atau diteriama atau ditetapkan oleh masyarakat di tempat tatanan kehidupan yang bersangkutan berlangsung. Jadi, dalam perangkat kelembagaan ini termasuk juga kebiasaan, perilaku dan etika masyarakat; sebagaimana mereka terapkan dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan pemanfaatan sumber daya bagi pemenuhan kebutuhan.
           Sistem ekonomi adalah keseluruhan cara untuk mengordinasikan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah, bank, dan sebagaiannya) dalam menjaankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan sebagaiannya) sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur dan dinamis dan kekacauanpun dapat dihindari.
Secara toritis, pengertian sistem ekonomi dapat dikatakan sebagai perpaduan dari aturan–aturan atau cara–cara yang menjadi satu kesatuan dan digunakan untuk mencapai tujuan dalam perekonomian. Sistem ekonomi juga didefinisikan sebagai sistem yang mengatur mekanisme suatu wilayah dan memiliki batas kewenangan yang bersifat terbuka guna mencapai kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. ada tiga macam sistem ekonomi yang digunakan oleh negara-negara di dunia, yakni: Sistem Ekonomi Liberal; Sistem Ekonomi Sosialis; dan Sistem Ekonomi Campuran


1.         Perkembangan Sistem Ekonomi Liberal
            Kapitalisme bisa didapati di mana pun pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sekelompok manusia dilakukan oleh bisnis swasta.[1] Sistem ekonomi kapitalis dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang terbatas. Usaha kapitalis ini didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk memenuhi kebutuhan. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Adam Smith, bahwa terselenggaranya keseimbangan pasar dikarenakan manusia mementingkan diri sendiri.
Kapitalisme mengakui kebebasan manusia tidak bisa bebas lepas tapi kebebasan manusia terbatas oleh kebebasan orang lain. Kebebasan ini yang menjadi bagian dari ajaran yang berlaku universal dalam masyarakat kapitalis. Dengan kebebasan ini, mengakibatkan tingginya persaingan di antara sesamanya dalam rangka supaya tidak tersingkir dari pasar. Sistem kapitalis cenderung mendorong untuk berpikir opportunis dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomi.[2] Dalam sistem ekonomi kapitalisme mempunyai beberapa kecenderungan sebagai berikut:
1.      Kebebasan memiliki harta secara perorangan
2.      Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas
3.      Ketimpangan ekonomi           
Teori Adam Smith
Ketika kita membicarakan tentang Sistem Ekonomi Kapitalis, kita tidak bisa melepaskan diri dari seorang tokoh bernama Adam Smith, karena dialah yang mencetuskan teori mengenai sistem ekonomi yang kemudian dikenal dengan sistem ekonomi kaptalis. Selain itu, dia juga merupakan “Bapak Ilmu Ekonomi.”
Sistem ekonomi pasar tidak membutuhkan perencanaan dan pengawasan dari pihak manapun. Serahkan saja semuanya pada pasar, dan suatu invisible hands akan membawa perekonomian tersebut ke arah keseimbangan, yang dalam posisi keseimbangan semua sumber daya dapat dimanfaatkan sepenuhnya. Apabila terlalu banyak campur tangan dari pemerintah, pasar justru akan mengalami distorsi. Pada gilirannya hal ini akan membawa perekonomian pada inefficiency dan ketidakseimbangan. Menurut Smith, walaupun tiap orang didorong untuk mengejar kepentingan masing-masing, adanya persaingan bebas akan menjamin bahwa masyarakat secara keseluruhan akan menerima benefit.[3]
Kebaikan sistem ekonomi kapitalis
1.      Kebebasan
2.      Meningkatkan produksi
3.      Profit motif
Kelemahan sistem ekonomi kapitalis
1.      Tidak merata
2.      Tidak selaras
3.      Maksimasi profit
4.      Krisis moral
5.      Materialistis
6.      Mengesampingkan kesejahteraan
Ada saat di mana kebebasan dalam sistem ekonomi kapitalis justru menyengsarakan rakyat karena tidak adanya UU/perlindungan kepada yang lemah, kapitalisme ini sering disebut kapitalisme brutal (kapitalisme tak bernurani).[4]
Dalam perekonomian liberal/kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar- besarnya dan bebas melakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas. Ciri-ciri dari sistem ekonomi liberal kapitalis antara lain :
1.      Masyarakat diberi kebebasan dalam memiliki sumber-sumber produksi.
2.      Pemerintah tidak ikut campur tangan secara langsung dalam kegiatan ekonomi.
3.      Masyarakat terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan pemilik sumber daya produksi dan masyarakat pekerja (buruh).
4.      Timbul persaingan dalam masyarakat, terutama dalam mencari keuntungan.
5.      Kegiatan selalu mempertimbangkan keadaan pasar.
6.      Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonom.
7.      Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu tinggi.

Mekanisme pasar (kekuatan permintaan dan penawaran) yang akan menentukan secara efisien ketiga pokok pesoalan ekonomi (apa yang harus di produksi, bagaimana memproduksinya, dan untuk siapa di produksi). Marx juga mengungkapkan komunisme merupakan suatu aktivitas kolektif dalam mengontrol proses pembangunan serta produk kolektif. Aktivitas ini sendiri dilakukan dengan semangat kebebasan oleh komunitas-komunitas yang dibentuk secara bebas. Komunisme haruslah menghapuskan setiap hal yang bersifat eksternal dari individu, menghapuskan segala pekerjaan sosial yang mengasingkan dan tidak berlandaskan pada pilihan pribadi dan pada tujuan-tujuan yangdipilih secara sadar oleh pribadi[5]
Negara-negara yang menganut sistem ini antar lain, USA, Argentina, Brazil, Perancis, jerman, Yunani, Korea Selatan, Thailand, Australia, Afrika Selatan dan sebagainya.

2.         Perkembangan Sistem Ekonomi Sosialis
Sistem ekonomi sosialis dapat dibagi dalam dua subsistem, yakni sistem ekonomi sosialis dari Marxis, dan sistem ekonomi sosialis demokrat. Sistem ekonomi sosialis dari Marxis disebut juga sistem ekonomi komando dimana seluruh unit ekonomi, baik sebagai produsen, konsumen maupun pekerja, tidak diperkenankan untuk mengambil keputusan secara sendiri-sendiri yang menyimpang dari komando ototritas tetinggi, yakni partai. Dalam sistem ekonomi sosialis ini, seperti yang dianut dulu oleh Uni Soviet dan Negara-negara komunis di Eropa Timur, atau mmilih di terapkan hingga sekarang di Korea Utara dan mungkin hingga tingkat tertentu di Cuba, partai menentukan secara rinci arah serta sasaran yang harus dicapai dan yang harus dilaksanakan oleh setiap unit ekonomi dalam pengadaan baik dalam pengadaan baik barang-barang untuk sosial (social goods) maupun untuk pribadi (private goods). Unit-unit ekonomi sepenuhnya tunduk pada komando dari otoritas tertinggi tanpa ikut campur sedikitpun  juga didalam proses pengambilan keputusan dalam menentukan arah kebijakan dan sasaran yang akan di capai. Dalam perkataan lain, dalam sistem ekonomi sosialis dari Marxis ruangan gerak bagi para pelaku-pelaku ekonomi untuk mengambil inisiatif sendiri dapat dikatakan tidak sama sekali.
Dalam sistem ekonomi sosialis demokrat, seperi yang dianut oleh banyak Negara di Eropa Besar (terutama Jerman), dapat dikatakan bahwa kekuasaan otoritas tertinggi jauh berkurang. Dalam sistem ini, di satu pihak, ada kebebasan individu sperti dalam sistem ekonomi kapitalis, misalnya produsen bebas memilih jenis dan beberapa banyak produksi yang akan dibuat; konsumen bebas memilih barang mana yang dikehendaki; dan pekerja bebas menentukan jenis peerjaan apa saja yang diinginkannya. Namun, dipihak lain, berbeda dngan sistem eonomi kapitalis, dalam sistem ekonomi kapitalis sosialisme demokrat, peran pemerintah lebih besar. Misalnya di Negara-negara sosialis demokrat di Eropa Barat ada ketentuan ketentuan mengenai upah minimum dan penetapanan harga minimum atau maksimum, serta ada kebijaksanaan perlindungan usaha konsumen, dan pekerja[6].
Adapun ciri-ciri sistem ekonomi sosialis adalah sebagai berikut:
A.    Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).
ü  Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi belaka.
ü  Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
B.    Peran pemerintah sangat kuat
ü  Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
ü  Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
C.    Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
ü  Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis)
ü  Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat kapitalis).

Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar sebasagai berikut:
ü  Pemilikan Harta oleh Negara
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan.

ü  Kesamaan Ekonomi
Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis) bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oelh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
ü  Disiplin Politik
Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih menggefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya yang lebih ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan sistem sosialis ini tidak akan berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin.

3.         Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem yang mengandung beberapa elemen dari sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Seperti telah dikatakan sebelumnya, sekarang ini tidak ada satupun (terkecuali di Korea Utara) Negara yang menerapkan sistem ekonomi sosialis atau kapitalis 100 %. Jadi, sistem ini merupakan “campuran” antara kedua sistem ekonomi tersebut diatas, dengan berbagai variansi kadar dominasinya[7]
Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis. Perpaduan ini mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian. Jadi, dapat diartikan sebagai jalan tengah antara peran mutlak negara dan peran menonjol individu. Jalan tengah ini disesuaikan dengan keadaan saat perpaduan itu terjadi sehingga peran situasi dan lingkungan sangat memberi warna pada sistem campuran tersebut. Sistem ekonomi campuran banyak dianut oleh negara berkembang. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Campuran
ü  Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pihak pemerintah dan pihak swasta.
ü  Transaksi ekonomi terjadi di pasar dan ada campur tangan dari pemerintah.
ü  Ada persaingan serta masih ada kontrol dari pemerintah.
ü  Lebih mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan golongan
ü  Adanya kebebasan berusaha dapat mendorong kreativitas individu sesuai dengan kemampuannya.
ü  Sumber-sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah.
ü  Pemerintah menyusun peraturan, perencanaan, dan menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan di bidang ekonomi.
ü  Swasta diberi kebebasan di bidang-bidang ekonomi dalam batas kebijaksanaan ekonomi yang ditetapkan pemerintah.
ü  Hak milik swasta atas alat produksi diakui, asalkan penggunaannya tidak merugikan kepentingan umum.
ü  Pemerintah bertanggung jawab atas jaminan sosial dan pemerataan pendapatan.
ü  Jenis dan jumlah barang diproduksi ditentukan oleh mekanisme pasar.
Dengan demikian, dalam sistem perekonomian campuran ada bidang-bidang yang ditangani swasta dan ada bidang-bidang yang ditangani pemerintah. Sama halnya dengan sistem ekonomi lainnya, sistem ekonomi campuran juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Akan tetapi, kelebihan dan kekurangannya tergantung kepada setiap negara dalam mengatur sistem ekonominya tersebut
Sejarah pertentangan yang keras dan bahkan tidak harmonis dari kapitalisme dan sosialisme telah menstimulasi pemikir-pemikir untuk mencari bangun ekonomi dengan ciri dasar yang merupakan gabungan unsur-unsur terbaik dari keduanya. Sebenarnya, sistem ekonomi ini dapat saja menghilangkan konotasi perpaduan antara dua sistem ekonomi tersebut karena sistem ekonomi campuran memiliki ciri khasnya tersendiri.
Sistem ekonomi campuran menggerakkan elemen-elemen dinamis yang sebelumnya memang dimiliki tiap-tiap sistem ekonomi. Sebenarnya, kedua bentuk sistem ekonomi tersebut telah menuju ke arah sistem campuran karena masing-masing berusaha membuang kelemahan-kelemahannya sehingga tersisa unsur-unsur yang dinamis dan positif.
Seperti yang dikatakan Hegel bahwa perkembangan sebuah pemikiran akan mencapai suatu bentuk terbaik melalui proses dialektik menuju suatu sintesa (teori dialektika). Proses ini merupakan perpanduan dari thesa dengan antithesa dalam keharmonisan dan menuju ke arah kedinamisan.
Negara yang sedang berkembang beranggapan akan mampu mengejar ketertinggalannya dengan banyak tidak mencontoh bentuk ekstrem sistem ekonomi tersebut, tetapi menyerap unsur-unsur dinamis dari keduanya. Salah satu pemikiran Hegel ini menarik untuk disimak sebagai dasar pemikiran mengapa muncul sistem ekonomi campuran sebagai alternatif dari sistem yang bertentangan.
Bila hal itu terjadi, kedua sistem ekonomi tersebut memiliki kelemahan mendasar sehingga cara terbaik, yaitu menggabungkannya untuk mengejar ketertinggalan negara-negara yang sedang berkembang. Fenomena dialektik sebagai suatu teori ini ditemukan oleh kelompok idealisme dan mengalami masa puncaknya dalam pemikiran filosofi Hegel.
Dialektik pernah diajukan oleh Immanuel Kant sebagai suatu logika dari penalaran terhadap alam dan fenomena dunia untuk memberikan pengesahan yang transenden. Kemudian, Hegel menginterpretasikan dialektik sebagai operasionalisasi dari penalaran, tanpa kaitan dengan hal yang transeden. Hal ini memberikan kenyataan lebih benar dan lebih mendalam dibanding pemikiran analitis kontradiksi sebagai hasil dari perpaduan ide-ide yang dapat dicapai melalui cara sintesa untuk menghasilkan pengetahuan lebih benar.
Proses sintesa yang meningkat menjadi alasan utama terwujudnya sistem ekonomi campuran yang merupakan perpaduan dari sistem kapitalisme dan Marxisme. Hal ini tidak seperti Karl Marx yang mengadopsi dialektik sebagai pembenturan kelas di dalam sejarah yang selalu saling berhadapan.
Motif mencari keuntungan adalah unsur terpenting dalam kegiatan ekonomi dan produksi. Akan tetapi, bukan segalanya sebagaimana ditekankan dalam sistem ekonomi kapitalisme. Tanpa motif keuntungan, tidak akan ada usaha dan pertumbuhan ekonomi akan terhampat jika motif ditekan dan dimatikan seperti di negara komunis. Sistem ekonomi campuran tetap berbasis pada prinsip pasar yang terkendali oleh aturan pemerintah.

BAB III
PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Secara umum ada 3 macam sistem ekonomi yang dikenal di dunia ini, yakni: sistem ekonomi liberal/kapitalis; sistem ekonomi sosialis; dan sistem ekonomi campuran, yakni sistem ekonomi yang tidak 100 % kapitalis dan tidak 100 % sosialis, atau sistem ekonomi yang mengandung elemen-elemen dari sistem ekonomi kapitalis maupun sistem ekonomi sosialis.
Tiga sistem ekonomi di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Perkembangan jaman yang terus melaju pesat melahirkan sistem-sistem ekonomi baru yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat modern. Peran agama juga turut meramaikan konsep sistem ekonomi dunia dan bisa menjadi solusi dari berbagapi permasalahan ekonomi yang ada.
Perbedaan antarsistem ekonomi satu dengan yang lainnya terlihat dari ciri-cirinya sebagai berikut :
1.      Kebebasan konsumen dalam memilih barang atau jasa yang dibutuhkan
2.      Kebebasan masyarakat memilih lapangan kerja
3.      Peraturan pemilihan/pemakaian alat-alat produksi
4.      Pemilihan usaha yang dimanifestasikan dalam tanggung jawab manajer
5.      Peraturan atas keuntungan usaha yang diperoleh
6.      Pengaturan motivasi usaha
7.      Pembentukan harga barang konsumsi dan produksi
8.      Penentuan  pertumbuhan
9.      Pengendalian stabilitas ekonomi
10.  Pengambilan keputusan
11. Pelaksanaan pemerataan kesejahteraan



[1] Stanislav Andreski, Max Weber: Kapitalisme, Birokrasi, dan Agama terj. Hartono(Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1989) hal.105
[2] Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar (Yogyakarta: Ekonisia, 2002) hal.92
[3] Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) hal 41
[4]  Saurip Kadi, Intisari Buku Mengutamakan Rakyat (Jakarta: 2008) hal.11
[5] Andre Gorz, Sosialisme dan Revolusi (Yogyakarta: Resist Book, 2005) hal.200
[6]  Dr. Tulus T.H Tambunan, 2009. Perekonomian Indonesia. Bogor: Galia Indonesia
                                     
[7]  Dr. Tulus T.H Tambunan, 2009. Perekonomian Indonesia. Bogor: Galia Indonesia

1 comment:

Anonymous said...

Best FS | Merkur - Merkur - DEccasino
Find Merkur online casino offering 제왕 카지노 a varied collection of games for Merkur's Merkur deccasino black leather and Merkur chrome worrione finish.